Sumber daya alam (SDA) yang ada di perkotaan sering kali terbatas dan memerlukan pengelolaan yang bijak agar dapat digunakan secara berkelanjutan. Dalam hal ini, teknologi geospasial, seperti Sistem Informasi Geografis (SIG), dapat berperan besar dalam pengelolaan SDA kota. Pemetaan dan analisis data geospasial membantu perencana kota untuk merencanakan penggunaan SDA secara optimal, memastikan keseimbangan antara pembangunan kota dengan pelestarian alam.
Salah satu penerapan smkn1airjoman.sch.id teknologi geospasial dalam pengelolaan SDA adalah untuk pemantauan kualitas air. Di banyak kota, pasokan air bersih sangat tergantung pada sumber daya alam, seperti sungai, danau, dan sumur. Dengan menggunakan data geospasial, perencana dapat memetakan daerah-daerah yang berisiko terhadap pencemaran air dan merencanakan langkah-langkah mitigasi untuk menjaga kualitas air. Misalnya, pemetaan kawasan hulu sungai dapat membantu untuk melindungi daerah tersebut dari kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti pembukaan lahan atau pembuangan limbah.
Selain itu, data geospasial juga digunakan untuk memetakan dan merencanakan ruang terbuka hijau (RTH) di kota. Kehadiran RTH sangat penting untuk menjaga kualitas udara, memberikan tempat rekreasi bagi warga kota, dan melestarikan keanekaragaman hayati. Dengan pemetaan yang akurat, perencana kota dapat menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan taman, hutan kota, atau kebun botani, serta memastikan bahwa ruang terbuka hijau tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Pengelolaan limbah juga bisa didukung dengan teknologi geospasial. Data geospasial dapat membantu untuk memetakan lokasi tempat pembuangan sampah sementara dan pusat daur ulang di kota, sehingga sistem pengelolaan sampah menjadi lebih efisien.
Dengan teknologi geospasial, pengelolaan sumber daya alam di kota dapat dilakukan secara lebih terarah, memastikan keberlanjutan lingkungan dan kualitas hidup bagi masyarakat.